Sepi di Antara Restu yang Hilang

Sepi di Antara Restu yang Hilang

Aku mencintaimu dalam sunyi yang berdarah,
Seperti embun pagi yang tertinggal tanpa pelukan.
Kita terlarang, terjebak dalam bisu yang menyesakkan,
Merindu tanpa suara, menangis tanpa tumpahan.

Restu itu pergi, membawa harapanku mati,
Meninggalkan aku dengan serpihan jiwa yang hancur.
Setiap doa yang kusembunyikan di ujung bibir,
Hanya berbalas sunyi yang menusuk kalbu.

Kau ada di sana, jauh dari genggaman tangan,
Namun bayangmu terus menggores luka dalam.
Cinta ini terlarang, tapi tak pernah mati,
Membakar hatiku dalam bara yang tak kunjung padam.

Air mataku jatuh seperti hujan tanpa akhir,
Membasahi luka yang tak pernah sembuh.
Meski dunia menghalang, aku tetap setia,
Mencintaimu dalam sepi yang paling kelam.


Puisi Mawar Setia Cahayani,
Mahasiswa PBSI UPGRIS

#pmbupgris #pbsiupgris #kawanpbsi #fpbsupgris #universitaspgrisemarang #sastraindonesia#bahasaindonesia #sastraindonesiaupgris #bahasaindonesiaupgris #upgrishits #upgrishitz #kampussemarang

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *